Berita Terkini

Mahasiswa Harus Bangun Kesadaran Pemilih

SERANG – Kontribusi aktif mahasiswa dalam even pemilu dan atau pilkada menjadi sangat penting. Utamanya dalam membangun kesadaran pemilih, setidaknya untuk tiga hal. Pertama, mengkonsolidasikan pemilih agar terhindar dari politik uang. Kedua, membangun budaya memilih yang lebih rasional. Dan ketiga, menumbuhkan kepedulian masyarakat terhadap data pemilih.“Dengan metode advokasi dan komunikasi yang baik di tengah masyarakat, kami yakin sebuah organisasi mahasiswa mampu melakukan tiga hal itu di tengah pemilih. Ini sekaligus ajang mereka mengaplikasikan pemahaman akademik yang mereka raih di kampus. Jadi ke depan, itu yang penting dilakukan mahasiswa,” kata Anggota KPU Kota Serang Fierly Murdlyat Mabrurri dalam kegiatan pendidikan pemilih bertajuk goes to campus yang digelar secara daring, Kamis 22 Oktober 2020. Hadir sebagai peserta sosialisasi adalah aktivis mahasiswa dari 6 organisasi. Yakni GMNI, PMII, GMKI, IMM, HMI, dan KAMMI.Fierly menerangkan, selain membangun kesadaran pemilih, mahasiswa juga harus berkenan untuk aktif mempengaruhi dua komponen utama pemilu lainnya selain pemilih, yakni penyelenggara dan peserta.

Penyelenggara adalah KPU, Bawaslu, dan DKPP, berikut aparaturnya. Sementara peserta adalah parpol dan atau pasangan calon.“Kami berharap mahasiswa bisa menjadi mitra KPU dalam melakukan sosialisasi. Atau turut serta dalam kegiatan pemantauan. Bisa juga mahasiswa terjun langsung menjadi penyelenggara, dimulai dari tahap paling bawah seperti KPPS atau Pengawas TPS. Karena ini pekerjaan profesional, nanti secara berjenjang bisa naik karir menjadi PPS, PPK, dan anggota KPU. Sementara berkenaan dengan penguatan peserta pemilu, mahasiswa bisa membangun wacana mengenai perbaikan seleksi kepemimpinan di tubuh parpol. Mahasiswa boleh saja bertanya dan bersikap kritis kepada parpol mengapa misalkan kandidat X diusung dalam pilkada, atau mengapa misalkan caleg Y yang dicalonkan. Parpol harus didesak agar bisa menjelaskan itu,” kata Fierly.

Pada forum yang sama, Anggota KPU Kota Serang Fahmi Musyafa menjelaskan, metode sosialisasi dan pendidikan pemilih yang dilakukan KPU selama ini. Fahmi juga mengulas grafik partisipasi pemilih saat Pemilu 2019 silam. “Ada peningkatan partisipasi yang signifikan dari Pilpres 2009, Pilpres 2014, dan terakhir kemarin 2019. Kami meyakini itu terjadi karena kontribusi aktif seluruh elemen rakyat. Mulai dari ulama, cendikiawan, kaum difabel, dan teman mahasiswa,” kata Fahmi.

Pada sesi diskusi sejumlah mahasiswa banyak bertanya ihwal bagaimana penanggulangan politik uang dan maraknya fenomena politik identitas. Mahasiswa juga berharap KPU dan Bawaslu mampu lebh prima dalam melayani pemilih. Misalkan kemudahan pendataan bagi mahasiswa yang tinggal jauh dari kampung halaman. (***)

Bagikan:

facebook twitter whatapps

Telah dilihat 637 kali